Menarik napas sore di perkampuangan tempat q lahir dan di besarkan memilik makna tersendri buatku...q hbiskan waktu banyak untuk sekedar duduk memalaskan kaki di tangga kayu yang menemani keluargaq entah sudah berapa tahun lamanya, krna saat aku mengerti ibu,aku mengerti sekolah tangga ini sudah dsini menjadi saksi setiap pagi q merengek minta bekal ke sekolah,jadi saksi dari anak TK ( Taman Kanak Kanak) Sekarang aku menjadi gadis remaja dan sudah bisa jatuh cinta,tangga ini begitu banyak tau...
Dia tau bagaimana bahagianya aku menyambut pujaan hatiq memasuki rumah,dia tau bgaimna beratnya aku ketika melepasnya kembali untuk pulang meski besok dia akan kembali...
Di kampung ini aku dan keluargaku bukan putri raja yang punya istana megah,tapi aku punya istana sendri di hatiku yang q bangun dengan waktu dan cinta bersamaNya,bersama lelaki pujaanq dari kampung sebelah.
Aku tidak pernah berhitung sudah berapa banyak waktu yang terlewat bersamanya karna aku yakin tanpa menghitungnya pun kami akan selamanya.
Harapan ini yang sekarang menjadi duri dalam hatiku..duri yang ingin q cabut tapi enggan dengan lukanya yang akan abadi,tidak q cabut hidup ini membuatq q mati...ini menyakiti..
Setiap pagi q di bangunkan mentari, q berharap semua ini mimpi,tapi terik panas matahari pula yang membuatku sadar aku tidak sedang bermimpi..aku harus segera bangkit ke dapur demi malikat yang sekarang di sebut orang anakku..dia memang anakku..karna lahir dari rahimku..
kegiatan Rutin Rumah Tangga tidak bisa membuatku lupa tentang indahnya mimpi yang q bangun ketika q remaja,aku ingin hidup bersama NyA..bukan Dia.
Dulu aku terbangun disisi Nya dengan bangga,bahagia memilikinya yang q cinta dengan segenap raga,tapi rencna tuhan membuatq terbangun lagi di sisi Dia bukn di sisiNya
Takdir mengantarkanku menjadi istri Dia meski aku sangat menginginkaNya
kalau dalam lagu ada manusia setengah dewa , maka kami (aku & Nya) adalah manusia setengah setannya,karna cinta kami berdua, kami terbiasa melakukan apa saja bersama,melakukan apa yang kami mau,jalan2 bersama,tidur bersama,bertani bersama,tentunya orang tuaq menyetujuinya tanpa ada penghalanganya termasuk orangtuanya. Tidak ada rahasia dia antara kami berdua,tidak ada dusta,tidak ada tidak bahagia.
Tanpa restu orang tuanya hubungan kami tetap baik2 saja,seisi kampung tau dia pacarku dan aku pacarnya.
Dia calon menantu kesayangan ortuq di rumah, bagaimana tidak,dengan hidup di kampung kami harus hidup dari hasil kerendahan hati bumi membagi berkahnya untuk kami tanami dan kami tuai lagi..semua itu di lakukannya untukq dan keluargaku,kalau anak kuliahan sperti dia di kampungq tidak mau bertani, tetapi tidak untukNya, Dia melakukan apa saja untuk kami,untuk ku,dan sekarang untuk calon anak kami....
Iya valon anak kami..karena sekarang kami tau "aku Hamil" . Sedikit nanar bahagia dalam hati karna aku memang sangat mengingkannya,mungkin dengan cara ini kami bisa bersama dan orang tuaNya mengerti jodoh kami tidak bisa di rubah.
aku tau aku bukan tipe calon menantu idaman mereka, tapi taukah mereka kalau aku sangat mencintai anaknya?
Bumi seakan berhenti di atas kepalaq ketika keputusan itu menjadi simpul dari percakapan kami,aku harus merelakan calon anak kami untuk di tarik paksa keluar sebelum waktunya karna dalih kami menghadirkannya juga sbelum waktunya. Pangeranq masih kuliah, dan orangtuanya ingin dia jadi manusia untuk contoh 2 adiknya.
Aku paham tapi aku sungguh takut...sebenarnya tidak ada hal yang bisa kulakukan untuk berkata tidak.
Dengan langka tertatih menahan sakit q langkahkan kaki keluar dari kediaman itu,kediaman tempat dimana aku di pisahkan dari anakku,aku disini bersama calon mertuaku dan calon neneknya, tuhan maafkan hambamu yang sekarang berkeringat dingin menahan luka di dada dan luka karna bayiq di tarik paksa.
sakit sekali rasanya..
waktu banyak merubah kami berdua sejak itu,tepatnya merubahNya..
Naluri wanitaq berkata, kalau berdiam diri disni bukan jalan keluar untuk rasa bersalahku.
Q putuskan untuk merantau..
Mengharap rizeky lebih dan mengharap tuhan meridhoi aku lupa atau amnesia untuk hal yang sudah q lakukan pada hidup q dan hidup kami.
Dalam raungan Burung Terbang yang membawaq ke ibu kota tangisq tumpah,tangis yang tak rela berpisah dengan Nya yang q cinta, Tangis sesal entah untuk siapa,entah...
tapi kenapa orang tuanya tidak merestui kami saja??
tangis untuk sdarku telah melepaskan satu2nya yang q punya darinya..calon buah hati kami.
Sesal yg Q bawa sampai hari ini...
hidupq sekarang di ibu kota dengan lelaki yang tidak q cinta,tpi hidup memaksaku untuk menerima pinangan Dia.dan sekarang mnjadi ayah seorang putra..putra yg lucu..tapi tidak dari lelaki yang q cintai.
Pintu dapur yang sekarang yang jadi saksi tangisq menggantikan tangga d perkampungan itu,pintu dapur di ibu kota ini yang melihat betapa q merindukanNya yang q cinta, apa yang di lakukan tanpaku disana? apa hatiNya menunggu untuk q kembali kepelukannya??
"Demi apapun akau sangat mencintainya"
" Aku menyesal memilih Pergi"
" Dengan apa Q kembalikan semua ini"
Tidak ada satu jwabanpun yang bisa q jdikan damai saat ini,aku terbelenggu dalam sebuah kungkung Rumah tangga dengan lelaki yang tidak q cinta dan seorang anak di antara kami berdua.
Kalau saja hidup ini q habiskan denganNya dan calon ank kami itu..Bukan dengan Dia
Kenapa Dia? Bukan driNya yang menjadi teman hidupq sekarang?
Tuhan Menghukumq dengan sesal di dada atas salahku menolak titipannya.
Hidup memang tidak bisa dipilih seperti request lagu dalam ruang karaoke, tapi sekarang q tau hidup bagaimana hatimu memilih dan ragamu menjalani...
AKu menginginkanNya tapi tuhan Memberiku Dia
hemsss...Akan Q slesaikan pkerjaan rumahq ini sebagai istri Dia karna cacing di perut ini sudah meronta.
Terinsfirasi dari: Kisah hidup sang Nona di Tanah Ngelar
By Deta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar